Kumpulan peribahasa huruf B

peribahasa merupakan rangkaian suatu kalimat yang bukan makna sebenarnya. Jadi peribahasa bisa dikatakan sebuah bentuk komunikasi yang harus di kaji ulang tentang kandungan makna yang terdapat dalam kalimat tersebut.


Peribahasa bisa juga dikatakan sebagai sebuah istilah, atau bahasa perumpamaan untuk menyatakan sebuah kondisi tertentu. Peribahasa juga banyak terdapat pada campuran bahasa Melayu, bahasa Indonesia dan bahasa daerah-daerah yang berada di Negeri Indonesia.

Nah, bagi Anda yang penasaran akan peribahasa dan makna yang terkandung di dalamnya, silahkan pelajari berbagai istilah yang telah berhasil admin kumpulkan dibawah ini.

"Badai pasti berlalu."

Kesulitan dalam hidup pasti akan berkurang dan akhirnya menghilang.

"Badai makan anak."

Seorang ayah yang membuang anaknya karena takut kebesarannya hilang.

"Bacang dibungkus tentu baunya keluar juga."

Orang yang membuang anaknya sendiri karena takut malu dan sebagainya.

"Babi merasa gulai."

Menyimpan rahasia yang telah diketahui umum.

"Badak makan anak."

Bagaimanapun orang saling mengasihi, tetapi dengan mudah juga dapat diceraikan, karena orang lebih mengutamakan harta benda.

"Badan sudah dua senyawa."

Tidak tetap pendirian; selalu berubah-ubah.

"Bagai air di daun talas."

Berusaha tanpa henti. (talas= keladi)

"Bagai air itik ke batu."

Lemah dan lesu tanpa penyakit.

"Bagai air mencari jenisnya."

Memberi nasihat dan ajaran yang sia-sia.

"Bagai air titik ke batu."

Memberi nasihat baik kepada orang yang jahat terlalu susah masuknya.

"Bagai alu pencukil duri."

Mengerjakan sesuatu yang sukar dikerjakan.

"Bagai anak dara mabuk andam."

Anak perempuan yang tidak tahu malu. (andam = rambut di dahi)

"Bagai anak nangui."

Hanya bermalas-malasan di rumah orang lain. (nangui = babi kecil yang banyak anaknya)

"Bagai anjing beranak enam."

Orang yang sangat dibenci oleh masyarakat.

"Bagai anjing buruk kepala."

Sangat sombong.

"Bagai anjing melintang denai."

Mendapat kesulitan besar hingga meminta pertolongan kesana-kemari. (denai = jejak binatang di hutan)

"Bagai anjing menyalak di ekor gajah."

Orang yang hina atau orang yang miskin melawan orang berkuasa atau orang kaya.

"Bagai anjing terjepit di pagar."

Mudah menimbulkan suatu hal yang buruk kalau diperdekatkan.

"Bagai api dengan asap."

Sangat erat persahabatannya.

"Bagai api dengan rabuk."

Tidak langsung ke tempat tujuan, tetapi singgah kemana-mana.

"Bagai ara hanyut."

Saling menolong satu sama lain.

"Bagai ayam dibawa ke lampok."

Pucat dan kuning karena menghidap penyakit; sangat gelisah kelakuannya. (lampok = onggok padi disabit)

"Bagai ayam dimakan tungau."

Mati tanpa sakit.

"Bagai ayam disambar elang."

Tidak dapat berbuat apa-apa bingung.

"Bagai ayam lepas bertaji."

Seseorang yang mendapat kesusahan, sementara itu orang lain merasa serba salah untuk menolongnya.

"Bagai ayam mabuk tahi."

Pucat pasi dan tidak berdaya karena sakit.

"Bagai ayam mengarang telur."

Membuat muka seseorang menjadi merah.

"Bagai ayam naik ke surau."

Bertamu ke rumah orang lain yang tidak memberi jamuan apa-apa.

"Bagai ayam si tombong, kokok berderai-derai, ekor bergelumang tahi."

Seseorang yang cara bicaranya tinggi, tetapi hidupnya dalam kemelaratan. (tombong = sombong)

"Bagai ayam yang terkecundang."

Sangat ketakutan. (terkecundang = kalah)

"Bagai bajak ungkang makan diangkat."

Orang yang gemar dipuji.

"Bagai balak terendam."

Orang gemuk yang malas bergerak.

"Bagai belacan dikerat dua, yang pergi busuk, yang tinggal anyir."

Perkara yang mendatangkan aib pada kedua belah pihak.

"Bagai beliung dengan asahan."

Tidak pernah berpisah.

"Bagai belut digetir ekor."

Cepat sekali.

"Bagai belut digetir ekor."

Cepat sekali.

"Bagai berpijak bara hangat."

Orang yang gelisah, karena tertimpa kemalangan.

"Bagai bersahabat dengan ular berbisa."

Berkawan dengan orang jahat.

"Bagai berseru di padang pasir."

Seruan yang tidak diindahkan oleh orang lain.

"Bagai bersumur di tepi rawa."

Orang yang selalu cemburu.

"Bagai bertanak di kuali."

Terlalu murah hati hingga akhirnya binasa karenanya.

"Bagai bertemu buah simalakama; dimakan mati bapa, tidak dimakan mati ibu."

Menghadapi suatu masalah yang sangat sulit; berada dalam keadaan yang serba salah.

"Bagai bertepuk sebelah tangan."

Cinta kasih yang tidak berbalas.

Popular posts from this blog

Kumpulan arti nama Jawa huruf M

Arti kata bahasa Sunda huruf E

Arti kata bahasa Sunda huruf S