Kumpulan peribahasa huruf A

peribahasa merupakan rangkaian suatu kalimat yang bukan makna sebenarnya. Jadi peribahasa bisa dikatakan sebuah bentuk komunikasi yang harus di kaji ulang tentang kandungan makna yang terdapat dalam kalimat tersebut.


Peribahasa bisa juga dikatakan sebagai sebuah istilah, atau bahasa perumpamaan untuk menyatakan sebuah kondisi tertentu. Peribahasa juga banyak terdapat pada campuran bahasa Melayu, bahasa Indonesia dan bahasa daerah-daerah yang berada di Negeri Indonesia.

Nah, bagi Anda yang penasaran akan peribahasa dan makna yang terkandung di dalamnya, silahkan pelajari berbagai istilah yang telah berhasil admin kumpulkan dibawah ini.

"Ada asap, ada api."

Beberapa hal di dunia ini yang merupakan akibat dari suatu sebab, sangat sulit atau bahkan mustahil untuk disembunyikan.

"Ada angin, ada pokoknya."

Segala sesuatu pastilah ada asal mulanya.

"Ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang."

Kasih sayang hanya pada waktu bertemu saja, setelah berjauhan lalu dilupakan.

"Ada air, ada ikan."

Ada negeri tentulah ada rakyatnya.

"Ada batang mati, ada cendawan tumbuh."

Dimanapun kita tinggal, akan ada rezeki untuk kita.

"Ada bangkai, ada hering."

Dimana ada perempuan/wanita jahat, ada saja lelaki/pria jahat yang mengunjunginya.

"Ada batang, cendawan tumbuh."

Tiap-tiap negeri memiliki undang-undang dan resamnya masing-masing. (Resam = adat kebiasaan)

"Ada beras, taruh dalam padi."

Rahasia hendaklah disimpan dan dijaga dengan baik.

"Ada biduk, serempu pula."

Tidak puas dengan apa yang sudah dimiliki.

"Ada bukit, ada paya."

Ada baik, ada jahat; ada miskin, ada kaya.

"Ada bunga, ada lebah."

Orang yang kaya akan digerogoti oleh teman-temannya atau bahkan oleh orang-orang tidak dikenalnya.

"Ada gula, ada semut."

Di tempat yang mudah mendapatkan rezeki, tentulah banyak orang yang berkumpul.

"Ada hari, ada nasi."

Asalkan masih hidup, tentu akan memperoleh rezeki.

"Ada hujan ada panas, ada hari boleh balas."

Setiap perbuatan itu sewaktu-waktu pasti akan mendapat balasan yang setimpal.

"Ada jarum, hendaklah ada benangnya."

Segala sesuatu itu pasti ada pasangannya.

"Ada kerak, ada nasi."

Setiap kejadian itu tentu ada bekasnya.

"Ada laut, ada perompak."

Segala sesuatu itu pasti ada pasangannya.

"Ada nasi di balik kerak."

Masih ada sesuatu yang belum diselesaikan atau belum diperhatikan.

"Ada nyawa, ada rezeki."

Asalkan masih hidup, tentu akan memperoleh rezeki.

"Ada padang, ada belalang."

Ada negeri tentulah ada rakyatnya.

"Ada padi masak, ada pipit."

Di tempat yang mudah mendapatkan rezeki, pastilah banyak orang yang berkumpul.

"Ada padi semua kerja jadi, ada beras semua kerja deras."

Orang yang mampu dan berilmu, segala maksudnya mudah tercapai.

"Ada paha ada kaki, ada nyawa ada rezeki."

Setiap orang mempunyai rezeki dan jodohnya masing-masing.

"Ada pasang surutnya."

Untung dan rugi tidaklah tetap.

"Ada persembahan, ada kurnia."

Perbuatan baik akan dibalas baik.

"Ada rotan, ada duri."

Dalam kesenangan tentu ada kesusahannya.

"Ada rupa, ada harga."

Harga barang biasanya menurut rupanya/keadaannya.

"Ada sama dimakan, tak ada sama ditahan."

Baik derita maupun bahagia dirasakan secara bersama-sama.

"Ada sampan hendak berenang."

Seseorang yang sengaja bersusah payah.


"Ada sirih, hendak makan sepah."

Ada yang baik, tetapi menghendaki yang buruk.

"Ada tangga, hendak memanjat tiang."

Berbuat sesuatu tanpa mengikuti aturan/adat kebiasaan.

"Ada uang abang disayang, tak ada uang abang dibuang."

Mau enaknya sendiri, tidak menghiraukan kepentingan orang lain.

"Ada ubi ada batas, ada masa boleh balas."

Segala perbuatan itu sewaktu-waktu akan mendapat balasan yang setimpal.

"Ada ubi ada talas, ada budi ada balas."

Perbuatan baik dibalas baik, perbuatan jahat dibalas jahat.

"Ada udang di balik batu."

Ada maksud yang tersembunyi.

"Adakah buaya menolak bangkai?"

Tidak ada orang yang akan melewatkan rezeki yang sudah di depan mata.

"Adakah dari telaga yang jernih mengalir air yang keruh?"

Di dalam jiwa orang yang baik tidak akan ada niat yang jahat.

"Adat ayam ke lesung, adat itik ke pelimbahan."

Semua orang mempunyai tempat dan rezekinya sendiri-sendiri.

"Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah."

Setiap perilaku haruslah mengacu pada aturan dan kaidah agama.

"Adat diisi, janji dilabuh."

Peraturan harus dilaksanakan, kesepakatan harus dijalankan.

"Adat dipakai baru, pusaka dipakai usang."

Ilmu akan berguna selama-lamanya, sedangkan harta duniawi akan musnah dimakan waktu.

"Adat gunung tempatan kabut."

Segala permasalahan harus dicari sumbernya.

"Adat hidup sandar-menyandar."

Setiap orang memiliki kewajiban untuk saling topang-menopang di setiap permasalahan yang dialami.

"Adat hidup tolong menolong, syariat palu-memalu."

Semua orang saling membutuhkan satu sama lain.

"Adat juara kalah-menang, adat saudagar laba-rugi."

Setiap wilayah memiliki ciri khasnya masing-masing.

"Adat lama pusaka usang."

Adat-istiadat/kebiasaan tak pernah berubah.

"Adat lurah timbunan sarap."

Orang yang memiliki pangkat tinggi biasanya dipenuhi dengan banyak pikiran dan masalah.

"Adat muda menanggung rasa."

Ada saatnya seseorang akan mengerti arti kehidupan setelah melewati berbagai macam peristiwa hidup.

Popular posts from this blog

Kumpulan arti nama Jawa huruf M

Arti kata bahasa Sunda huruf E

Arti kata bahasa Sunda huruf S